Mengganggu Hubungan dengan Pelanggan atau Mitra Bisnis
Pergantian karyawan yang sering dapat mengganggu hubungan yang telah dibangun dengan pelanggan atau mitra bisnis. Konsistensi dan kepercayaan dapat terganggu jika pelanggan atau mitra bisnis harus terus berurusan dengan orang yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, manajemen yang efektif dari turnover karyawan menjadi penting bagi perusahaan untuk meminimalkan dampak negatifnya dan memastikan kelangsungan operasional yang lancar.
Menjabarkan dan mengembangkan budaya korporat
Budaya korporat bisa berarti banyak hal, tapi umumnya merujuk ke sikap dan kepercayaan yang menjabarkan sebuah tempat kerja dan mempengaruhi pengalaman karyawan. Budaya berperan penting mendukung seberapa besar karyawan menikmati pekerjaan mereka. Sehingga, hal yang paling penting adalah jujur dan mengkomunikasikan secara terbuka tentang budaya perusahaan apa adanya kepada karyawan baru dan lama.
Hubungan yang Buruk dengan Atasan
Manajemen yang tidak efektif, komunikasi yang buruk, atau hubungan yang tidak harmonis antara karyawan dan atasan juga sering menjadi penyebab turnover karyawan tinggi. Karyawan yang merasa diabaikan, tidak dihargai, atau diperlakukan tidak adil oleh atasan cenderung lebih cepat meninggalkan pekerjaan mereka.
Tugas pekerjaan yang terlalu berat atau tidak realistis dapat menyebabkan karyawan mengalami stres dan kelelahan (burnout) sehingga menimbulkan masalah mental health di tempat kerja. Jika tanpa dukungan yang memadai, mereka akan mencari pekerjaan dengan ekosistem yang lebih seimbang.
Penurunan Kualitas Layanan atau Produk
Jika turnover terjadi di antara karyawan yang memiliki peran penting dalam produksi atau penyediaan layanan, ini dapat berdampak pada kualitas produk atau layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Karyawan baru mungkin memerlukan waktu untuk mencapai tingkat kinerja yang sama dengan karyawan sebelumnya.
Menawarkan fleksibilitas kerja
Para karyawan semakin peduli dengan fleksibilitas kerja, sehingga memberikan mereka beberapa aspek yang fleksibel dan toleransi dapat menaikkan retensi. Fleksibilitas bisa termasuk dalam hal waktu dan pembagian kerja. Selain itu bisa juga fleksibilitas tempat kerja semisal separuh minggu WFO dan separuhnya lagi bisa WFH, dan fleksibilitas lainnya.
Berikan perhatian terhadap engagement karyawan
Sangat penting untuk memantau engagement karyawan karena engagement karyawan yang tinggi dapat menekan laju employee turnover. Engagement dipengaruhi oleh beberapa hal, tapi faktor pendukung terbesarnya adalah hubungan antara karyawan dengan manajernya. Selain itu, survei tentang engagement karyawan dan focus group discussion adalah langkah sempurna untuk memulai; memberi kesempatan kepada pihak manajemen untuk mengevaluasi hasilnya dan memberikan aksi nyata.
Bagaimana Perhitungan Turnover?
Terdapat beberapa cara dalam menghitung turnover, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jenis karyawan serta durasi bekerja. Di bawah ini adalah beberapa cara menghitung turnover yang bisa kamu coba!
Jika perusahaan kamu sebagian besar terdiri atas karyawan freelance atau part time, turnover bulanan akan cocok untuk diterapkan Kamu juga bisa menggunakan rumus di bawah ini untuk menghitung rata-rata jumlah karyawan.
Jumlah karyawan akhir bulan – jumlah karyawan awal bulan / 2
Pada rumus ini jumlah karyawan yang berhenti kerja adalah semua karyawan yang sudah tidak bekerja dalam kurun waktu satu tahun. Sementara, jumlah pegawai awal tahun adalah, jumlah karyawan di awal periode perhitungan atau akhir perhitungan tingkat turnover karyawan.
Untuk menghitung turnover yang satu ini kamu bisa menerapkan perhitungan dengan periode kuartal ( 3 bulan) atau semester (6 bulan). Perhitungan ini tingkat turnover karyawan ini, cocok digunakan untuk perusahaan yang memiliki pegawai musiman.
Jumlah karyawan berhenti kerja (masa kerja kurang dari 1 tahun) adalah karyawan yang bekerja tidak sampai 1 tahun. Perhitungan ini didapatkan dengan selisih karyawan di akhir periode dengan awal periode.
Sementara, Rata-rata jumlah pegawai berhenti kerja secara umum ini adalah, seluruh karyawan yang berhenti bekerja dengan alasan dan masa kerja yang beragam.
Kurangnya Kepuasan Kerja
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat turnover karyawan adalah kepuasan kerja yang rendah. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti pekerjaan yang membosankan hingga work life balance yang tidak terpenuhi.
Kompensasi dan Insentif yang Tidak Kompetitif
Seorang pekerja tentunya akan mengharapkan gaji yang tinggi sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Oleh sebab itu, gaji, tunjangan, atau bonus tidak sesuai dengan standar industri jadi salah satu penyebab terjadinya turnover ini.
Penurunan Produktivitas
Karyawan baru membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan peran dan tanggung jawab mereka. Selama periode adaptasi ini, produktivitas mereka mungkin menurun, yang dapat mengganggu kinerja keseluruhan tim atau departemen.